Facebook

Udah jarang ngisi blog, lebih sering ngisi notes. Kalau masih ada yang ngebaca blog ini. Add FB saya. dimasferdi@yahoo.com

Aku masih berdiri lemas didepan pintu kamarnya. Kulihat wanita itu masih beradu bicara di dalam kamar yang masih tertutup tirai itu. Sedikit tersingkap terbuka membuatku melihat jelas walaupun sebentar. Aku masih penasaran dengan 'who is that girl I see'.

Itu bukan pacar *ak*i kan, gumamku...

Hmmm, tp kok *ak*i tata bahasana beda waktu bicara dengannyah...

Jujur aku paling benci penasaran ini. Kujabani berdiri di depan kamarnya sambil berpura-pura melakukan sesuatu yang menurutku gak penting. Tak berapa lama kakiku pun pegel dan aku putuskan untuk kembali ke kamarku saja.

Tidur-tiduran membuatku ketiduran lama. Itulah makanya aku dijuluki Mr.Pelor. Aku memperhatikan jam dinding hitamku yang tergantung diatas pintu masuk. waktu menunjukan pukul 6 pm. Aku mengacak-acak rambutku yang sebenarnya masih botak akibat ospek. Hingga menyadari bahwa aku belum buka puasa. Segera aku lari ke warung makanan depan kossan. Kulihat Ibu Kos yang merangkap Ibu penjaga warung sedang berbuka puasa dengan beberapa anak dan menantunya. Aku memesan beberapa menu dan meminta mengantarkannya ke kamarku yang disusul dengan kembalinya aku ke kamarku.

Saat menuju bagian depan kamar kosku. *ak*i meneriaki namaku dari belakang dan dengan spontan aku menoleh menghadap sumber suara.

aku : dari mana *ak*i? kok nanggung amat baliknya pas magribh.

*ak*i : Tadi habis ngantar temen sekalian beli dvd games. Dim, lo instal-kan lagi yah.

aku : Iyah,. Tapi gue belum buka, ntar gue buka di kossmu yah.

*ak*i : Tenang ajah bro.

Akhirnya aku kekamarnya. Saat memasuki kamarnya, aroma khas kamarnya mendadak bikin aku makin gay. But, that's not the point. Organ 6 oktaf masih pada posisi yang sama dengan terkahir aku ke kamarnya beserta lemari-lemari bajunya. Aku mulai duduk didepan komputer baru *ak*i dan memandangi poster spiderman yang super huge yang berada tepat diatas layar komputernya yang terang-terang terus menarik perhatianku.

Tak berapa lama, komputer sudah dalam posisi standby. aku memasukan DVD game yang baru dibeli *ak*i. Dia memperhatikan ku dengan seksama sambil kadang-kadang ngobrol multi arah yang tidak memiliki point penting sedikitpun. Anaknya ibu kos tiba-tiba mengetuk pintu kamar *ak*i dan langsung memberikan pesanan makanan yang aku minta. Instalasi berlangsung sangat lama, aku menunggu sambil memakan pesanan tadi. Hingga habis nasi yang tadi kumakan, instalasi game masih berlangsung. Aku mulai bosan, mataku bermain memperhatikan sekitar. *ak*i sedang membaca buku kuliah miliknya. Mataku terus bermain-main hingga mataku berhenti pada bingkai photo yang sedari tadi berada di meja dimana layar komputer berada. Tepatnya di samping tepat layar komputer dan aku tidak memperhatikannya. Langsung ku pandangi.

aku : *ak*i! Ini pacar baru lo ? Bukannya lo baru putus sama U**.

*ak*i : Nggak itu cuma teman.

aku : Gila temen kok foto berduaan di bingkai bagus banget. Boonk banget sih.

*ak*i : Iya. Itu beneran temen. Jeda bentar. Eh, nggak sih dim. Sebenarnya kita HTS. Gue cuma mau Have fun ajah.

aku : Hah. Crazy fact yang keluar dari mulut *ak*i dan baru pertama kali aku dengar. Oh gitu yah?.

HTS. Jadian. Baru teman. Kata-kata yang kurekam dengan sempurna layaknya wartawan Infotaiment mencari gosip-gosip baru para artis.

*ak*i : Ehm, dim. Tapi jangan cerita ke temen2 SMA yah. Pokoknya jangan cerita ke siapa pun. Baru kamu yang tau kok.

aku : Hah?! O iya deh. Ngapain juga aku cerita ke anak2. Uh padahal tadi baru ajah mau sms, cuma kasian, amanat.

*ak*i : Gimana? udah gak nginstalnyah.

Akhirnya instalasi pun berjalan baik. Aku menemaninya bermain game hingga jam 10-an. Dia komen2 banyak banget tentang game yang baru di-instalnya. Padahal aku masih kepikiran ke arah hubunganya pada cewek yang diceritakan itu. aku cuma bisa jawab seadanya kalo dijawab, atau malah bingung. Baru pertama kali aku mengadapi seorang teman yang HTS. Urgh, *ak*i kenapa kamu cerita soal HTS.

Jujur aku baru tahu siapa nama cewek itu sebelum mengetik blog ini. Apakah si cewek tau kalo hubungan mereka HTS. Aku ada konsultasi dengan teman yang aku percaya yang mengetahui si *ak*i luar dalam. Dia mengatakan bahwa si *ak*i memang orangnya baik banget, care ma temen tapi jeleknya dia gampang tergoda ma seorang cewek. Aku sempat menganguk terbiasa saat tahu dia cuma HTS. Tapi kan yang pasti ceweknya tidak seperti *ak*i. Apa tau kalau pacaran dengan dia bukan kearah serius malah kearah have-fun. Emang sih ini terlalu cepat, seminggu sehabis putus dengan pacar yang 1 nya dapat pacar baru lagi. I cant Imagine more than it. Aku cuma berharap semoga saja sahabatku satu itu sadar akan satu hal. Pacaran itu bukan permainan, pacaran itu proses menuju ke jenjang yang lebih baik. Kalau cuma mau permainan mendingan berteman aja deh. Kan lebih ngebebasin gerak salah satu individu. Udah kayak orang tua aja aku, sok menasehati. Btw ada yang punya pengalamn HTS lagi gak yah?! haha..


Cerita ini merupakan cerita nyata yang dilebay-lebaykan dan menjijikan. Antara judul dan cerita pun menggambarkan ke complicated-an cerita dongeng ini aka gak nyambung. Semua karakter yang ada bukanlah fiksi semata tetapi penuh dengan intrik (halah apasih). Cocok untuk anak kecil autis yang idiot.

Dahulu kala waktu masih ngekos di cisitu Bandung. Hidupku sangatlah bahagia, tentram, dan senang atau biasa disebut happly before disaster. Aku selalu keluar dengan wajah cerah, mata berbinar-binar dan menggunakan kerudung merah membawa bekal untuk nenek. Tetapi kebahagian itu tidak berjalan lama. Hari kesepuluh dari awal mula kebahagaianku tiba-tiba aku melihat tanda-tanda awan menghitam menutupi cahaya matahari tetapi hujan tak kunjung turun juga seharian. Keesok harinya, matahari dengan begitu cerahnya menghiasi hari-hariku. Malam harinya pun cerah banget, bintang-bintang menghiasi etalase langit. Uhrg, aku bias tidur sambil lihat bintang pikirku. Saat lagi menikmati ‘bintang dilangit kelip engkau disana menghiasi hidupku’(buset dah panjang amat namanya), tiba terdengar suara kencang menggelegar. Kira-kira lebih dari 2 sumber suara dan seperti mengucapkan sesuatu kata yang aku gak ngerti. Aku mencari sumber suara. Kuintip keluar jendela yang kebetulan disamping kasur ku. Karena aku berada di lantai dua jadi sekali melongo keluar aku bisa melihat cukup banyak. Hmm, ternyata sumbernya bukan setan atau mahluk halus lainnya, tetapi sekumpulan anak beralmamater satu propinsi dengan menggunankan logat, bahasa, dan cara berkomunikasi yang sejenis. Usut punya usut, ternyata mereka berasal dari propinsi S****** dan menggunakan bahasa P***** yang ternyata logatnya sangat menggelegar dan dahsyat dan bisa membuat setengah cisitu berguncang (Untuk keamanan penulis propinsi dan suku bahasa tidak diperjelas). Uh, gondok mantap jiwaku bergetar. Hari demi hari kulalui dengan kebisingan. Aku curhat sana sini tentang problemku. Aku curhat tentang para kumpulan ituh. Ke Ade, ke Nur, yah pokoknya sahabat-sahabatku. Umpatan demi umpatan kesebut dalam hati kecil ku. Dan akhirnya aku pindah ke Jatinangor. Tepatnya di Ciseke.

Entah apa yang membuatku seperti menerima karma atau apa. Kupikir tadinya setelah pindah ke Jatinangor, aku akan menjauhi pendengeran ku dari bahasa P*****. Ternyata dugaanku meleset jauh. Tadinya juga aku mikir kalau aku bakal kembali disuguhi teman-teman dengan bahasa Sunda dan ternyata juga sangat meleset. Aku mendapatkan teman yang berbahasa P***** sebagian besar dan kalo mereka dah ngobrol antar sesama suku, seolah kepalaku memusing sekali, roaming-roaming yang menabrak setiap sel otakku membuatku teringat dengan Cisitu. Oh Em Ji, kanapa Balikpapan gak punya bahasa daerah, jadi pingin unjuk gigi didepan semua orang dan kenapa aku harus mendapat teman yang sebagian besar bahasanya P*****. Tapi gak papa sih, akhirnya aku bisa mengerti itu namanya berkah, setidaknya aku punya teman lagi. Akhirnya aku terbang kelangit dengan menggunakan sayap-sayap peri itu dan bubuk flo berjatuhan dari sayapku dengan tenang dan kisahanya berakhir dengan Happily Ever After.

Duh, ini pagi, pas nonton I-gosip pagi (Salah satu acara favoritku). Aku mendengar statement yang keluar dari mulut Cinta Laura bahwa tiap malam dia menangis. Kenapa menangis? Itu yang menjadi pertanyaanku. Ternyata Cinta Laura artis yang lagi nge-bomb di tahun ini (apalagi di FIKOM khususnya anak-anak maba 2008, termasuk aku) dengan segala job yang dimilikinya, dia sebenarnya sudah gak kuat mengahadapinya. Dia ngomong didepan kamera (Yaeyalah depan kamera masa depan dinding) bahwa dia sedih banget, stress menghadapi job-jobnya yang suka banget membuat pelajaran sekolahnya terbengkalai tetapi dia tetap berusaha untuk lebih menomor satukan pelajaran. Kata ibunya, dia (apalagi di bulan Agustus ini) jadwalnya padat banget sejak mulai terkenalnya dia saat selesai memerankan karakter di ‘Bukan Cinderella’ hingga sekarang. Apalagi bulan Agustus ini yang kata ibunya bahwa manajemen Cinta Laura salah perhitungan terhadap job-job cinta. Bayangkan saja, dalam sehari cinta mungkin hanya dapat break beberapa jam saja, belum lagi dia ditambah dengan urusan sekolah, pantas saja Cinta Laura yang umurnya baru 15 tahun sudah mengahadapi stress layaknya orang dewasa. Mengingat hal ini aku pun teringat bahwa dulu ada undang-undang yang belum diproses yang berisi bahwa anak dibawah umur tidak boleh bekerja yang walaupun menurutku ini bakal membuat mundur perfilman Indonesia. Balik ke topik, Cinta pun menambahkan, bahwa dia akhirnya dengan menghadapi ini udah terbiasa gak tidur dalam sehari hanya untuk profesionalitas. Dia juga menambahkan bahwa dia akan segar kembali setelah mendengar lagu rock yang menurutku lagu yang susah sekali didengarkan kata-katanya gara-gara overlimit menggunakan pita suara (Urgh, jadi teringat temanku Ichen, mojang Bandung pecinta rock hardcore).

Hmmm, mungkin ini baru sebagian artis remaja yang mengalami ini. Jadi teringat oleh kata-kata Rivaldo dari acara di TvOne (lupa nama acaranya) bahwasanya dia dulu memakai narkoba sebelum tertangkap polisi untuk membuat diri kuat gak tidur 3 hari 2 malam dan lebih bisa menjalani Job yang begitu banyaknya (katanya sih dulu masih popular jadi banyak job, kayak Cinta Laura kali) secara profesionalitas. Kalau, sudah ngomongin narkoba atau obat-obat terlarang lainnya jadi teringat dengan Sheila Marcia deh, gadis yang terbilang masih remaja yang baru-baru ni popular dan sekarang ini tambah popular saat ini gara-gara kisah tertangkap dirinya. Sheila mungkin salah satu dari sekian artis remaja yang tertangkap akibat penggunaan narkoba. Entah apa modus di balik penggunaan narkoba oleh Sheila Marcia, tetapi mungkin saja dia berusaha lebih bisa kuat untuk menghadapi job yang begitu derasnya menghantamnya dan untuk mengatasi itu semua dia menyerahkan pada kinerja narkoba. Balik lagi mengutip dari kata-kata artis khususnya Melly Zamri yang masih dari acara di TvOne (masih lupa nama acaranya) bahwa sebenarnya di dunia selebritis ini sangat gampang mendapatkan barang-barang (narkoba dan sebagainya loh, masa barang pecah belah) itu semua, tinggal kitanya bagaimana menghadapinya. Yah walaupun kata Melly Zamri itu semua gak ngaruh hanya di dunia selebritis tetapi di semua kalangan dan dia menegaskan bahwa kalau di dunia selebritis itu semua jadi lebih gampang didapatnya. Hmmm, Semoga ajah artis-artis remaja sekarang atau yang sudah mulai uzur sudah bisa sadar dan mengambil hikmahnya dari artis-artis terdahulu.

Profesionalitas dalam bekerja memang harus di prioritaskan, tetapi jangan sampai lupa terhadap kewajiban utamanya yaitu merawat diri sendiri. Bekerja bukan hal utama dalam hidup tetapi kelangsungan hiduplah yang menjadi prioritas. Uang juga bukan hal utama dalam hidup tetapi pengaturan hiduplah yang utama dalam segalanya. Menjadi artis tidak seenak dari apa yang kita bayangkan, mungkin enak bisa dapat uang banyak, bisa dapat jalan-jalan keluar negeri, dan dikenal oleh banyak orang, tetapi semua itu percuma kalau semua yang didapat gak bisa dinikmati
bareng orang-orang terdekat, sahabat dan lainnya. Mungkin artis bisa dibilang banyak fans, tetapi belum tentu kan banyak teman. Menurut aku teman tuh seharusnya bisa mengenal satu sama lain dan setidaknya bisa mengetahui namanya. Fans? Kayaknya Cuma fans-nya ajah yang tahu namanya si artis yang tragisnya dianggap teman oleh si fans tersebut. So, jadi artis juga harus down to earth, jangan sombng, jangan gila kerja ajah, dan bisa jaga diri dan imagenyah(ntar kayak Saskia Adya Mecca, gak cucok bo).


Kemaren malem tuh ada kejadian lucu yang selalu terngiang ampe detik ini bikin gue gak bisa nahan senyum. Hmmm, jadi gini, kemaren Para* (demi keamanan jiwa penulis, nama tidak ditulis lengkap) si ratu dangdut yang selalu mengganggu hidupku tiap jam 8 malem ajah (tapi bukan dipinggir kuburan loh) kembali menghantui dan menggrogoti kamar ku lagi semalem (kayak tikus ajah). Eits, Para* bukan nama tikus liar yang dengan hinanya aku namai, tapi Para* adalah temen satu kos yang lebih tetpatnya lagi seniorku di FIKOM Unpad. Ok, back to topic. Berikut alur kejadian kedatangan Para* hingga akhir.
  1. Para* teriak-teriak dan joged2 pake lagu india dan aku masih terus membaca majalah GF Indonesia-nya.

  2. Para* mulai menunjukan gejala-gejala ayan dan mulai mengguncang barang-barang sekitar, aku masih baca majalahnya.

  3. Para* mencari sak-sak dan mulai menghajarnya ala chris john, yapz sialnya akulah sak-saknya

  4. Adegan terakhir sangat mengerikan dan inti dari segala alur kejadian malam itu, yaitu Para* bermain salon-salonan. Whatz!! Anjirr…

Selagi dia sibuk dengan main salon-salonan sendiri dengan dia sendiri sebagai objek pelanggannya sekaligus penyalonnya. Dia mulai mencari alat untuk me-rol rambutnya, hmmm tentu ajah dikamarku gak ada, aku kan masih terbilang cowok. Akhirnya aku menyiapkan sisirnya dan memberikannya ke Para*. “Ra* pake sisir ini ajah!” aku menawarkan sisir yang lebih keren atau tepatnya sisir keramat dari yang dia pake sebelumnya. “Haah, iya sini sisirnyah” dia mengambil dengan brutal sambil meneteskan liur dikit-dikit. (hah, lebay). Gak berapa lama, si Para* merol rambutnya pake sisir itu yang akhirnya aku mengetahui kalau itu sisir keramat. “Dimas, coba liat ni rambut aku. Keren kan gaya rol-an nya. Sini kamu ku rol, tapi sayang kamu botak sih. Hahahahahah.” Para* tertawa senang. “Sial lo ra*.” Kataku. Tetapi tiba-tiba… “Dim, anj8*#&* lo sumpahin apa nie sisir.” Aku yah masih kaget gara-gara di teriakin gitu. “Apa sih ra*, mang napa?”. “Sisir lo gak bisa lepas dari rambut cantik gue yang notabene habis menang gadis sunsilk 1945.”. “Sapi lo.” Kataku. Akhirnya dia berusaha melepas ikatannya, entah kenapa ikatan antara rambut dan sisir merah itu makin erat. Para* kaget dan langsung teriak ketakutan keluar dari kamar kos-ku. Layaknya seperti orang abis diperkosa dipinggir sawah, rambut acak-acakan. Dia lari menangis dan terus menjerit-jerit kembali ke rumah kontrakannya yang berisi para gadis-gadis, teman-teman Para*. “Nd*!! Nd*!! (Nd* salah satu teman kontrakan paras yang bersifat paling dewasa) help me?? Hikshikshiks.”Para* masih kebingungan. Wew, maap non mo nanya abis diperkosa dimana gitu, heboh amat. Sebelnya lagi anak-anak kos lain pada melongok keluar seolah-olah habis ada pemerkosaan. Uh, sabar-sabar napa kejadiannya di kamar kosku. Akhirnya Lind* menyarankan Para* untuk memotong sebagian rambutnya. Sontak ajah sih Para* teriak tambah nyaring. Yah sabarlah ra. Abisnya udah gak bisa lagi ngenolong, kan kita dah usaha. Entar lu ke salon ajah negbagusin rambut-loh. Begitulah akhir cerita ini, akhirnya rambut Para* dipotong sebagian, jadi agak aneh sih ada poni berantakan gak penting di depan. Makanya ra* lain kali kalo mau aneh-aneh jangan malam Jumat deh. Apalagi tuh sisir ada penunggunya. Hahahahaha….

O iyah hari ini perasaan panas amat yah tadi pagi gue ke Bandung Cuma mau daftar Paduan Suara Kampus terus balik lagi ke Jatinangor, gila capek plus panas plus lemes. Terus tadinya mau langsung ngeblog, eh males banget dah capek. Gini deh kalo internet dikosan lagi gak bisa, bawaanya bete ajah. Ahahahahahaha happy Friday!!!!!